Senin, 30 Agustus 2010

Tantangan Skripsi atau Cobaan Puasa

teringat perjalanan gue untuk bisa melakukan bimbingan skripsi dan minta tanda tangan buat proposal skripsi minggu lalu. penuh cobaan, rintangan, hambatan, dan itulah yang dinamakan perjuangan.

perjuangan skripsi dimulai dari hari senin. oke, proposal gue belom jadi, padahal gue udah niat mau pergi bimbingan pagi itu. akhirnya gue putuskan untuk tidak jadi pergi bimbingan, dan melanjutkan mengerjakan proposal. di saat gue sedang sibuk searching data di google, ai telpon. dia ngajak gue buat minta tanda tangan bu titik (dosen pembimbing satu -red). sempet mikir untuk gak ikut karna proposal gue belom kelar, akhirnya gue memutuskan untuk pergi bareng dia karena mikir takut gak sempet minta tanda tangan beliau.

perjalanan ke daerah grogol emang menguras energi, tenaga, pikiran, uang, dan kesabaran. gimana gak, mulai dari antrean baswe yang panjang, baswe yang penuh dan ac-nya gak kerasa (gue juga gak yakin itu ac-nya nyala), panasnya grogol, banyaknya tukang jajanan, orang-orang yang pada makan (itu suasananya kayak bukan lagi bulan puasa. suer!), nunggu balesan sms dari bu titik yang lama, nunggu lift yang penuh, naek tangga sampe lantai 3, sampe salah gedung. oke, melalui perjuangan yang sangat panjang, akhirnya gue dan ai bisa ketemu bu titik dan berhasil dapet tanda tangannya.

perjalanan kedua. rabu pagi gue memutuskan untuk pergi bimbingan ke pak nur sodiq (pembimbing sesungguhnya -red). setelah berkomunikasi via sms, diputuskan bahwa gue akan bertemu dengan beliau di gedung pegadaian pusat di daerah kramat. dengan niat tulus ikhlas gue memulai perjalanan ke kramat. dengan bekal pengetahuan daerah kramat dan tanya sana tanya sini sama petugas baswe, gue akhirnya turun di halte kramat sentiong. dan gue terperangah. jalanan menuju gedung pegadaian itu lumayan jauh, dan PANAS. oke, gue tidak akan mempermasalahkan jauhnya, tapi panasnya itu loh! dahsyat!

sampe di gedung pegadaian gue masih harus menunggu pak nur selesai meeting. yak, yang ini gak masalah karena gue menunggu di ruangan yang ber-ac. setelah menunggu lebih kurang 15 menit, gue dipanggil ke ruangan beliau. sambil menyerahkan draft proposal yang udah diprint, gue berharap-harap cemas supaya gak ada yang perlu direvisi. tapi harapan gue sia-sia, baru baca judulnya, pak nur uda nanya, "ini masih boleh dicoret-coret kan?". dengan berat hati gue mengangguk. dan otak gue cepet berpikir. yak dan judulnya pun dicoret sedikit, otomatis gue harus ubah judul di lembar pengesahan yang udah ditandatangani oleh bu titik. itu artinya, gue harus minta tanda tangan bu titik lagi. yes!

pulang dari bimbingan di gedung pegadaian, gue masih harus ke kampus buat beli kertas cover. gak lupa bikin janji (lagi) sama bu titik buat minta tanda tangan. pulang dari kampus gue memutuskan untuk naek P20. dalam pikiran gue adalah, ya hemat ongkos 1500 lah dibanding kalo gue harus naek baswe lagi. tapi ternyata itu adalah pilihan yang salah! kuningan-mampang-buncit-pejaten-pasar minggu-cilandak panas. gila-gilaan. sampe rumahpun gue cuma bisa tepar dan guling-guling di lante.

malemnya waktu gue cerita sama bokap gue bahwa judul gue direvisi sedikit, bokap gue dengan tampang innocent dan perasaan tidak bersalah bilang, "padahal hati kamu nangis kan tuh waktu pak nur nyoret judulnya". yak, bapak benar. tapi mbok ya ngasih semangat gitu loh, bukannya malah ngatain. bikin semangat gue nge-drop.

besoknya (hari kamis), gue janjian ketemu bu titik untuk minta tanda tangan di gedung maksi ui. daerah salamba. yak, saya tau. itu emang daerah panas (lagi). tapi dengan semangat yang masih membara gue membulatkan tekad. paling gak, halte baswenya tepat di depan ui, gak pake jalan jauh lagi. tapi ternyata, cobaan gak berenti datang menghampiri. kali ini ada baswe gandeng yang mogok di perempatan matraman. alhasil, baswe yang laen jadi terhambat jalannya. lama, panas, dan antrian makin panjang.

sampe di ui salemba, gue dengan ke-pede-an tingkat tinggi langsung menuju gedung belakang. karena gue udah pernah ke maksi sebelumnya, gue ngerasa gak perlu nanya satpam lokasi gedung itu. di tengah jalan, gue masih yakin dengan jalur yang gue lalui. sampe ujung dan liat parkiran, hati gue mulai menciut. kayaknya gue salah jalan nih. yak, tanpa basa basi gue ke depan lagi, dan lewat gedung tengah. masuk sambil celingak celinguk dan gue tetep gak mengenali daerah itu. keluar dari gedung, ketemu matahari lagi. dan masih pede gak mau nanya, gue lanjut aja jalannya. sampe akhirnya gue ngerasa capek muter-muter, gue ketemu mas-mas dan akhirnya memutuskan untuk bertanya. dan jawaban mas itu membuat gue semakin lemes. gue kelewatan, dan salah jalan. sempurna.

setelah mendapat petunjuk dari mas itu, gue menuju gedung maksi ui dan naik ke lantai 2 (makasi maksi, karena tidak menyediakan eskalator). ketemu bu titik, basa basi sebentar, dan bu titik komentar. "padahal cuma tanda tangan 3 lembar ya, din. tapi kok susahnya minta ampun". ya, itu juga yang ada di kepala saya bu. kalo gak malu, pengen rasanya garuk garuk meja.

selesai minta tanda tangan (yang cuma) 3 lembar itu, gue memutuskan untuk sholat dzuhur dulu di maksi ui. selesai sholat, gue keluar gedung dan melihat tempat parkir yang sama seperti yang gue lihat pertama kali. laaa laaa laaa, senangnya hatiku karena ternyata jalur yang gue lewati pertama kali itu udah bener, tinggal belok sedikit, dan gue malah muter-muter ke depan.

keluar dari komplek ui salemba, badan gue uda lemes luar biasa, ditambah sengatan matahari yang kayaknya gak ada kompromi buat gue. tenggorokan kering, setan datang menggoda. air, air, saya butuh air. bahkan saking ausnya, gue pun ngiler liat botol teh botol kosong. luar biasa memang godaan saiton. dengan tetap menguatkan iman, gue pun naik baswe menuju rumah (untung gak perlu ke kampus lagi). dan yah,  seperti bisa ditebak. gue pun kembali hanya bisa berguling-guling di rumah untuk menghilangkan hawa panas yang masih nempel di badan.

yang ada di otak gue waktu itu dan masih ada hingga saat ini adalah, apakah itu tantangan untuk bisa menjadi seorang sarjana? ataukah cobaan dalam menjalankan ibadah puasa? menurut gue jawabannya adalah DUA DUANYA!

gue hanya bisa berdoa semoga Allah  SWT selalu meridhoi segala usaha yang sudah gue lakukan. amien :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar